Kamis, 16 Mei 2013

Pesantren Metropolitan Ummusshabri Kendari Gelar Wisuda Terpadu


 (Humas Kemenag Sultra) —- Pesantren Metropolitan Ummusshabri (Pesri) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menggelar wisuda secara terpadu yang diikuti seluruh santri/siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), MI (Madrasah Ibtidayah), MTs (Madrasah Tsanawiah) serta Madrasah Aliyah (MA), Selasa, (14/5/2013), di auditorium Pesri Kendari.
Hadir pada seremoni akhir studi dengan tajuk “Wisuda Santri/Siswa PAUD/KB-TK, MI, MTs dan MA Terpadu” tersebut, Gubernur Sultra yang diwakili Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Sultra dr. H. Ansar Sangka, MM, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sultra, Drs. H. Muchlis A. Mahmud, MM, Sesepuh sekaligus pendiri Pesri Kendari H. A. Karim Aburaera, Pimpinan Pesri Kendari Drs. KH. Mursyidin, M.HI, Sekretaris Manajemen Pesri Kendari DR. Supriyanto, MA, sejumlah pejabat Kemenag, serta para pengasuh, pembina dan orang tua/wali santri.
Sekretaris Manajemen Pesri Kendari, DR. Supriyanto, MA, saat menyampaikan laporan perkembangan pesantren, menyatakan, ‘Fullday School’ sebagai konsep yang diterapkan di Pesri Kendari adalah konsep yang tentu tak asing bagi sekolah berbasis pesantren. Bahkan dunia pesantren menerapkan sistem belajar sehari semalam (full school), karena aktivitas belajar hampir berlangsung 24 jam.
“Penerapan fullday school ini dilatarbelakangi oleh Empat hal, yaitu yang Pertama; terinspirasi oleh budaya belajar di pesantren, kedua; tantangan modernisasi dan berkembangnya budaya hedonisme yang tidak hanya semakin merisaukan masyarakat kota, terutama orang tua, namun sudah masuk ke pelosok pedesaan. Ketiga, kesibukan kedua orang tua yang semakin hari terasa semakin sempit waktunya dalam membentuk karakter anak yang Islami agar terbiasa berperilaku positif, serta yang keempat, struktur kurikulum di madrasah yang cukup padat,” jelas Supriyanto.
Menurutnya, penerapan Fullday School ini akan lebih mengefektifkan Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. “Selain itu, dapat membantu peserta didik untuk mencapai tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran yang berefek pada meningkatnya kualitas pendidikan. Pemanfaatan waktu bermain anak lebih terarah, karena setelah shalat ashar berjamaah, kegiatan siswa selanjutnya adalah penyaluran bakat-minat dalam bidang kesenian, olah raga maupun ekskul bidang akademik. Namun yang lebih penting dari itu adalah untuk mengkondisikan peserta didik agar terbiasa berperilaku positif melalui praktik keagamaan dan budi pekerti di sekolah,” urainya.
Sebagai pihak penyelenggara pendidikan, pihaknya menyadari bahwa penerapan ‘Fullday School menuntut ketercukupan fasilitas belajar dan sarana ekstra kurikuler. “Untuk sarana ruang belajar, Insya Allah tahun akademik 2013/2014, ikhtiar untuk mewujudkan Gedung Pembelajaran Madrasah Terpadu dari 36 ruang kelas sudah bisa dimanfaatkan sebanyak 12 ruang kelas. Pembangunan gedung tersebut dilakukan secara swadaya dan bantuan dari pemerintah, yakni Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara,” kata Supriyanto.
Sementara itu, Kakanwil Kemenag Sultra, H. Muchlis A. Mahmud, mengawali sambutannya dengan mengungkapkan apresiasi kepada keluarga Besar Pesri Kendari. “ALHAMDU LILLAH; kita patut bersyukur dan mengapresiasi Pesantren Ummusshabri Kendari ini. Betapa tidak, di provinsi Sulawesi Tenggara ini banyak kita jumpai alumni yang ditelorkan pondok ini telah memiliki peran di sejumlah lini, baik di birokrasi, dunia usaha maupun di berbagai bidang lainnya,” ungkapnya.
Demikian halnya dalam pengabdian masyarakat dan keagamaan kata dia, peranserta alumni Ummusshabri sangat jelas memberikan kontribusi, khususnya dalam rangka syiar agama ALLAH.
Pada kesempatan itu pula, Muchlis menegaskan pentingnya pembinaan nilai-nilai akhlak untuk ditanamkan kepada santri sebagai karakter pelajar muslim. “Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sangat jelas domain religiusnya, sungguh menjadi tempat anak didik untuk mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan serta keahlian. Dan Satu hal yang amat penting, tentunya berkaitan dengan penanaman nilai-nilai keIslaman, termasuk pembentukan akhlaqul karimah,” jelasnya.
Dalam seremoni wisuda terpadu tersebut, diikuti jenjang PAUD 37 orang, MI 110 orang, MTs 105 orang dan MA 38 orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar